Muliakanlah Ibumu

Ibu

Oleh: Asep Awaluddin (Pengajar Mapel PAI/Dosen Ulumul Hadits di Wonogiri, Jawa Tengah) 

Figur ibu menempati posisi yang mulia dalam Islam. Bahkan tak sedikit menggambarkan sosok ibu sebagai keramat bagi anak-anaknya. Jangan sekali-kali berkhianat dengan ibu. 

Rasululloh SAW  merupakan pemimpin yang mengangkat derajat wanita dalam keluarga, Ibu berhak lebih dahulu dimuliakan oleh putra-putrinya. Dalam Sahih al-Bukhori: 5514 disebutkan: 

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَق أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: 

أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوكَ.

Artinya: Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw, dia berkata: Wahai Rasulullah, Siapakah orang yang paling berhak aku berlaku baik kepadanya? Beliau menjawab: 1).  Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Beliau menjawab: 2). Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: 3). Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Beliau menjawab: Kemudian 1). ayahmu.

Makna di balik hadits tersebut adalah terdapat tiga perintah berbuat baik kepada ibu berbanding dengan 1 perintah berbuat baik kepada ayah. Mengapa demikian? Karena sejak sebelum kita dilahirkan kita telah banyak menyusahkan Ibu kita, bahkan sampai usia tua seperti sekarang pun tak jarang kita masih sering merepotkan Ibu kita.

Super sekali, kedudukan seorang Ibu bagi anak-anak adalah madrasah ula, sekolah pertama. Seorang Ibu dalam rumah tangga adalah pusat keteraturan. Betapa tidak, jika suami/seorang ayah bekerja mencari nafkah di luar rumah, maka keberlangsungan kehidupan di dalam rumah kaitannya dengan kebutuhan pokok, sandang dan makanan bagi anak-anak tergantung pada kepiawaian seorang Ibu. 

Berbahagialah saudara muslimin dan muslimat semuanya atas petunjuk beliau Rosululloh Saw untuk memuliakan kedudukan Ibu dalam rumah tangga yang dimulai dengan perintah Beliau Rosululloh SAW tentang cara detail memilih calon istri yang baik akhlaknya.  Dari sinilah kemudian terbentuk keluarga muda yang kuat dengan adanya tanggung jawab ekonomi pada kepala keluarga. 

Dilanjutkan dengan berbagi peran antara Ibu sebagai pemimpin yg harus dijunjung tinggi dan ditaati putra-putrinya, dan suami sebagai pemimpin keluarga yang ditaati oleh istri dan seluruh anggota keluarganya.

Makna pelipatgandaan 3: 1 di sini adalah apresiasi atau pemuliaan, pemuliaan dan pemuliaan. Derajat mulia seorang Ibu itu dapat dilihat dari kesholihan putra-putrinya. Jika sholih putra dan putrinya,  maka merekalah yang akan banyak berperan untuk memberikan kebahagiaan kepada seorang Ibu, lahiriah dan batiniahnya. 

Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan Inayah-Nya kepada kita, keluarga kita, anak keturunan kita dan muslimin semuanya untuk memuliakan Ibu kita dengan berakhlak mulia seperrti yg diajarkan oleh mereka, Ibu dan Bapak kita,  Aamiin Yarabbal’aalamiin

[RAN/Foto: gambarpng.id]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *