Inilah Perkara yang Merusak Silaturahim, Jauhi!

Ilustrasi: inilah.com

Asep Awaluddin, M.Pd (Pengajar Mapel PAI/Dosen Ulumul Hadits di Wonogiri, Jawa Tengah) 

PERSOALAN silaturahim menjadi perhatian Islam. Selain dianjurkan, Islam juga memerhatikan hal-hal yang dapat merusak tali silaturahim. Apa saja perkara yang bisa merusak silaturahim?   

Rasulullah SAW merupakan pemimpin yang melarang perkara yang merusak silaturahim.

َوَعَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ سَعِيدٍ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( إِنَّ اَللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ اَلْأُمَّهَاتِ, وَوَأْدَ اَلْبَنَاتِ,, وَمَنْعًا وَهَاتِ, وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ, وَكَثْرَةَ اَلسُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ اَلْمَالِ ); مُتتَّفَقٌ عَلَيْه

Artinya: dari al-Mughirah Ibnu Syu`bah bahwa Rasulullah Shallallaahu `alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menahan dan menuntut; dan Dia tidak suka kalian banyak bicara, banyak bertanya, dan menghambur-hamburkan harta” Muttafaq Alaihi.

Pesan yang dapat dipetik dari hadits di atas yakni, ibarat tanaman hubungan baik (silaturahim) perlu dipupuk sehingga tumbuh subur dan berbuah, rizki yang lapang dan usia yang panjang.

Bagaimana cara memupuk silaturahim? Memupuknya dengan mengucapkan “Salam” saat berjumpa, saling menghormati, menghargai dan dengan saling memberi hadiah bila mampu. Nabi SAW berpesan “Tahaddu tahabbu”,  saling memberi hadiah menyuburkan kasih-sayang (silaturahim).

Di samping itu terdapat hal-hal yang dapat merusak tumbuhnya tanaman “silaturahim”. Apa saja itu? Pertama, durhaka kepada kedua orang tua, khususnya Ibu dapat berakibat langsung menyempitkan rizki dan memendekkan usia, tentu kita ingat cerita si Malin Kundang.

Kedua, mengubur anak hidup-hidup dapat kita maknai dalam bahasa pendidikan dengan sikap kasar dan memaksakan  kehendak terhadap anak-anak kita. Ini pun dapat menyempitkan hubungan silaturahim dan terhambatnya rizki kita.

Ketiga, menahan dan menuntut jelas akan menjauhkan hubungan baik antara seseorang dengan orang lain di sekitarnya, terutama kepada pihak-pihak yang dituntut dan keluarganya.

Keempat, banyak bicara dan bertanya bukan hanya membuang-buang waktu, namun juga bisa menjatuhkan martabat pembicara, penanya atau yang ditanya apabila pertanyaan terlalu sulit untuk dijawab atau terlalu remeh untuk ditanyakan.

Contoh dalam menghamburkan harta adalah membeli semua yang diinginkan bukan yang dibutuhkan, akibatnya barang-barang kebutuhan orang banyak menjadi mahal harganya dan barang yang telah terbeli kurang manfaat sebab bukan merupakan kebutuhan.

Inilah hal-hal mendasar yang berkaitan langsung dengan orang lain dan dapat merusak jalinan silaturahim. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada kita, keluarga kita, anak keturunan kita dan muslimin semuanya untuk dapat menghindari hal-hal tersebut di atas, aamiin ya Robbal’aalamiin.

[RAN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *