Sekilas Sejarah Masuknya Islam ke Thailand

Kehidupan Muslim Patani di Thailand 2019 (sumber: Anadolu)

[JAKARTA, MASJIDUNA]- Thailand adalah negara di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Budha. Karena itu Islam menjadi agama minoritas di sana. Meski demikian, keberadaan muslim di Thailand mewarnai negeri gajah putih tersebut.

Para ahli sejarah mengungkapkan bahwa ada beberapa teori tentang awal masuknya Islam di Thailad. Salah satu teori menyebut bahwa Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10, melalui pedagang Arab. Teori lain menyebut bahwa Islam masuk ke Thailand dibawa oleh Kerajaan Samudra Pasai di Aceh.

Baca Juga: Kisah Abu Thalhah dan Mahar Keislaman

Ada pula pendapat lain yang mengemukakan bahwa Islam masuk Thailand bahkan sebelum Kerajaan Thailand berdiri, yakni pada abad ke-9. Hal itu dibuktikan dengan temuan lukisan kuno yang menggambarkan Muslim Arab di Ayuthaya, sebelum berdirinya Kesultanan Pattani. Teori lain menjelaskan bahwa penyebaran Islam di Asia Tenggara merupakan misi dakwah masa Khalifah Umar bin Khattab. Namun, daerah pertama yang terkena pengaruh Islam dari pedagang Arab kurang diketahui.

Namun yang jelas, Islam di Thailand lebih banyak di kawasan Patani atau Thailand selatan seperti di Propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat, dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah Islamiyah Pattani.

Pattani berasal dari kata Al-Fattani yang berarti kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah banyak lahir ulama dan cendekiawan muslim terkenal.

Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand membangun beberapa kanal dan sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon (sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok).

Baca Juga: “Sabilal Muhtadin”, Karya Ulama Nusantara Bagi Dunia

Meski demikian, kekerasan dan diskriminasi pernah dialami oleh Muslim Patani. Misalnya terakhir pada 2019 silam, ketika sekelompok orang menyerang pos pemeriksaan keamanan di Distrik Muang, Provinsi Yala, yang menewaskan 15 orang. Sebelas warga dan pejabat setempat, tewas di tempat kejadian. Sedangkan empat orang lainnya meninggal di Rumah Sakit Yala akibat luka-luka.

Namun, tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan mematikan ini.

(IMF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *