Kades di Jember Traktir Ratusan Anak Yatim Belanja Baju Lebaran

Foto: Dokumen Desa Sidomulyo

[JEMBER, MASJIDUNA] – Teladan baik itu muncul dari Desa Sidomulyo, Silo, Jember. Sang Kepala Desa,  Kamiluddin sejak dilantik menjadi Kepala Desa merutinkan menraktir ratusan yatim piatu di desanya beli baju lebaran.  Tidak hanya itu, Desa juga membantu pendidikan anak yatim serta dirikan koperasi khusus anak yatim. 

Keteladanan dan kebaikan muncul dari pinggiran desa di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sang Kepala Desa, Kamiluddin, sejak dilantik pada tahun 2022 lalu, memiliki program unik yakni mengajak anak yatim di desanya belanja baju lebaran. “Alhamudlillah sebanyak 105 anak yatim piatu dapat belanja baju lebaran. Saya ini alumni anak yatim, jadi apa yang dirasakan anak yatim saya juga pernah rasaka. Saat lebaran itu nelangsa,” ujar Kamiluddin saat berbincang dengan MASJIDUNA melalui saluran telpon, Senin (17/4/2023). 

Mas Kades, demikian ia kerap disapa, mengungkaplan program belanja baju lebaran khusus untuk anak yatim merupakan bagian dari janji politiknya saat mengikuti kontestasi pemilihan kepala desa (pilkades) pada tahun 2021 lalu. Kamiluddin yang berangkat dari seorang perawat ini mengungkapkan, seluruh anggaran belanja baju lebaran diambil dari hasil sewa Tanah Kas Desa (TKD) yang menggunakan sistem lelang terbuka. 

“Dari TKD ini, 100% diperuntukkan untuk anak yatim piatu melalui program tabungan pendidikan dari usia PAUD hingga SMA, belanja THR usia 0-15 tahun, serta kegiatan usaha produktif seperti tahun 2022 lalu, anak yatim sudah memiliki koperasi dimana 100% sahamnya milik anak yatim piatu,” urai Mas Kades.

Kamiluddin menyebutkan pihaknya sejak awal bekromitmen tidak mengambil manfaat dari TKD untuk kepentingan Kepala Desa dan aparat desa. Tanah Kas Desa yang dimiliki Desa Sidomulyo, Silo, Jember ini sebesar 10,5 hektar yang bila dkonversikan  dengan hasul sewa sebesar Rp 212,5 juta.

Menurut dia, Kepala Desa dan aparat desa telah mendapatkan gaji rutin bulanan. “Kami sudah dapat gaji tiap bulan. Sementara anak yatim tidak memiliki jaminan,” ujar Kamiluddin.   

Alumnus Universitas Muhammadiyah Jember ini menyebutkan anak yatim piatu hakikatnya menjadi wasilah untuk mempermudah urusan desa. Dia meyakini, berkat doa anak yatim piatu persoalan di desa yang ia pimpin saat ini dapat teratasi dengan baik. “Jadi pendekatannya spirtualitas dan konsep kemanusiaan,” tegas Kamiluddin yang menyebutkan program ini satu-satunya dilakukan di Jember. 

[RAN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *