Oleh: H. Asep Awaluddin, M.Pd. (Pengajar Mata Pelajaran PAI/Dosen Ulumul Hadits di Wonogiri Jawa Tengah)
[JAKARTA, MASJIDUNA] – Berbagi hadiah atau buah tangan untuk sesama hakikatnya merupakan ajaran Islam. Bahkan, berbagi makanan yang bisa saja dianggap biasa saja, itu merupakan ajaran Islam.
Rasulullah merupakan pemimpin yang mengajarkan bersedekah dan memberi hadiah, meskipun hanya dengan berbagi makanan.
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِلَحْمٍ قَالَ مَا هَذَا قَالُوا شَيْءٌ تُصُدِّقَ بِهِ عَلَى بَرِيرَةَ فَقَالَ هُوَ لَهَا صَدَقَةٌ وَلَنَا هَدِيَّةٌ
Artinya: Telah menceritakan kepada Kami [‘Amr bin Marzuq], ia berkata; telah mengabarkan kepada Kami [Syu’bah] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diberi daging, beliau mengatakan; apakah ini? Mereka berkata; sesuatu yang disedekahkan kepada Barirah. Kemudian beliau bersabda: “Sesuatu tersebut adalah sedekah baginya dan hadiah bagi kita.”
Pesan dari hadits tersebut yakni diperbolehkan seseorang yang miskin memberi kepada orang kaya. Sebagaimana kisah Sahabat Barirah RA yang notabene seorang budak berkulit hitam dalam hadits di atas. Ketika Nabi Muhammad Saw diundang makan oleh seorang wanita, budak Afrika yang bernama Barirah ra., Barirah sangat ingin mengundang Rasulullah ke rumahnya, tetapi tidak pernah berani mengundangnya, karena ia tidak mempunyai hidangan yang semestinya untuk menyambut Rasulullah, dia termasuk orang miskin yang tidak memiliki apa-apa.
Suatu hari, Barirah ra. mendapatkan shadaqah berupa syurbah lahmiyyah (bubur daging) yang mana merupakan makanan golongan menengah ke atas di masa itu, dan orang seperti Barirah dalam hidupnya belum pernah mencicipi makanan itu, maka ketika ia disedekahi makanan itu dan sebelum ia mencicipinya ia teringat Rasulullah Saw dan ia pun mengundang Rasulullah Saw.
Menjadi akhlak Rasulullah Saw, apabila Beliau diundang oleh sahabat yang miskin, maka Beliau bersegera mendatangi, dan ketika Rasulullah akan memulai makan hidangan tersebut, seorang sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ini adalah makanan shadaqah yang diberikan kepada Barirah, sedangkan engkau diharamkan memakan shadaqah wahai Rasulullah”, maka menunduk malu lah Barirah dan meneteskan air mata, hancur perasaannya karena dia tidak ingat bahwa Rasulullah tidak boleh memakan makanan shadaqah, maka ia menangis malu karena telah menghidangkan makanan yang diharamkan untuk Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw adalah orang yang paling cerdik, paling baik dan paling santun, maka beliau berkata: “makanan ini adalah shadaqah untuk Barirah dan sudah menjadi milik Barirah, dan Barirah tidak menShodaqahkannya kepadaku tetapi memberikannya kepadaku sebagai hadiah, maka aku boleh memakannya”. Rasul pun mengambilnya kemudian memakannya, maka tersenyum cerahlah wajah Barirah ra.
Inilah indahnya agama Islam, senantiasa mengajarkan saling berbagi dan memberi bahkan ketika dalam keadaan yang terbatas atau miskin sekalipun. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada kita, keluarga kita, anak keturunan kita dan muslimin semuanya untuk dapat saling memberi dan berbagi dalam keadaan lapang ataupun sempit, aamiin ya robbal’aalamiin.
[RAN/Foto: istimewa]