Muhammadiyah dan Aisiyah akan menggelar muktamar ke-48 di Surakarta pada tangal 1-5 Juli 2020. Meski muktamar akan digelar tahun depan, namun suasan perhelatan akbar organisasi ini sudah terasa. Salah satunya, soft launching logo muktamar Muhammadiyah dan Aisiyah yang berlangsung di Surakarta, Rabu (31/7/2019).
Matahari bersinar yang menjadi ciri utama logo muhammadiyah, tetap hadir dalam logo muktamar ini. Pada bagian depan tampak gunungan yang biasa digunakan dalam pentas pewayangan. ‘Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” menjadi slogan utama muktamar yang tampil dalam logo tersebut.
Sementara logo untuk Aisiyah didominasi oleh motif batik truntum. Batik karya Kanjeng Ratu Kencana, yakni Permaisuri dari Sunan Paku Buwana III, ini menjadi salah satu dari tujuh motif Batik Solo yang paling memukau dunia.
Secara etimologi, truntum itu sendiri berasal dari isitlah teruntum–tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki arti senantiasa bersemi dan semarak lagi.
Motif Batik Truntum sering dimaknai sebagai kasih sayang, penuntun atau bisa juga dimaknai sebagai panutan seperti gerakan dakwah Aisyiyah yang melintas zaman, yang telah melahirkan perempuan berkemajuan yang mencerahkan peradaban bangsa.
Salain motif batik, ada pula simbol Bengawan Solo, yakni sungai terbesar kebanggaan masyarakat Surakarta. Sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah merupakan perumpamaan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Sedangkan sang surya yang menjadi ciri khas Muhammadiyah tetap hadir yang memiliki makna mencerahkan.
Surakarta sudah tiga kali menjadi tuan rumah muktamar selama organisasi ini berdiri pada 1912 silam. (imf)