Guru Ngaji, Terdampak Corona Tapi Tak Banyak Menuntut

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Wabah corona yang sudah meluluhlantakkan kehidupan, dampaknya dirasakan bagi siapa saja. Masyarakat bukan hanya ketakutan karena terpapar virus, namun juga kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatan.

Salah satu yang tidak terdengar suaranya adalah para guru ngaji. Mereka yang setiap hari mengajar anak-anak membaca quran, seiring himbauan pemerintah agar jaga jarak dan menghindari kerumunan, juga menghentikan ngajar ngajinya. Banyak TPA (Taman Pendidikan Al-quran), madrasah, dan mushola yang menghentikan pelajaran baca tulis quran. Hal ini berdampak pada pendapatan mereka.

Menurut Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia Ustadz Fauzan Amin, nasib guru ngaji secara ekonomi tidak jauh beda dengan nasib ojek online, pedagang kaki lima, dan kelompok masyarakat menengah bawah lainnya.

“Kasihan mereka. Terpukul. Pekerjaan sehari-harinya hanya mengajar ngaji,” kata Fauzan.

Namun, banyak dari guru ngaji yang tidak menuntut. Bisa jadi, karena mereka tawadhu atau merasa malu kalau harus mengeluh kondisi ekonominya.

Itulah yang membuat sebagian relawan turun tangan memberikan bantuan kepada para guru ngaji dan dai. Apalagi bertepatan dengan bulan Ramadhan.

Laznah Nurula Falah Malang, Jawa Timur, misalnya, langsung mendatangi rumah-rumah para guru ngaji. Mereka memberikan paket sembako di 15 Desa di Kecamatan Jabung, Malang.

Di Jakarta, sekelompok relawan mendatangi memberikan bantuan kepada guru ngaji di pelosok Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Lazisnu (Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama) yang siap memberikan 13 ribu paket buat guru ngaji di bawah lingkungan NU, yang banyak bertebaran di kampung-kampung.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), memberikan 463 paket buat guru ngaji dan penyuluh agama yang terdampak virus corona. “Pembagian sembako ini semoga bisa membantu warga yang terdampak virus Corona khususnya kepada para penyuluh agama, guru ngaji, hingga kantin-kantin pondok pesantren yang terdampak Covid-19,” kata Bupati OKI diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten OKI, H Husin, SPd, MM.

Para guru ngaji memang tak banyak mengeluh atas kondisi ekonominya yang juga terpapar wabah corona. Mereka pantas mendapatkan bantuan.

(IMF/foto: istimewa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *