Bolehkah Menangisi Kematian?

Foto: istockphoto.com

Oleh: Dr. Asep Awaluddin, M.Pd (Pengajar Mapel PAI/Dosen Ulumul Hadits di Wonogiri, Jateng)

SETIAP jiwa pasti akan merasakan kematian. Saat menjumpai peristiwa kematian yang menimpa saudara, sahabat dan orang terdekat, secara spontan seringnya meneteskan air mata sebagai tanda kesedihan. Bagaimana hukum menangisi kematian? 

Kisah tentang tangisan dalam kematian, Nabi Muhammad memberi pesan penting yang dapat dibaca melalui hadits  Sahih al-Bukhori:1167

عَنْ جَابِر بْن عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: لَمَّا قُتِلَ أَبِي جَعَلْتُ أَكْشِفُ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ أَبْكِي، وَيَنْهَوْنِي عَنْهُ وَالنَّبِييُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْهَانِي، فَجَعَلَتْ عَمَّتِي فَاطِمَةُ تَبْكِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَبْكِينَ أَوْ لاَ تَبْكِينَ مَا زَالَتْ الْمَلاَئِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى رَفَعْتُممُوهُ.

Artinya: Dari Jabir ibn Abdillah ra, dia berkata: Ketika bapakku gugur aku menyingkap kain penutup wajahnya dan menangis, maka orang-orang melarangku sedangkan Nabi saw tidak melarangku (menangis). Bibiku Fathimah pun ikut menangis, maka Nabi saw bersabda: Kamu menangis atau tidak menangis, malaikat akan senantiasa menaunginya dengan sayapnya sampai kalian mengangkatnya.

Pesan yang dapat diambil dari hadits tersebut  adalah menangisi orang yang meninggal dunia tidaklah dilarang dalam islam, yang tidak diperbolehkan adalah meratapi dan memukul diri atau menampar pipi akibat kesedihan yang mendalam. Di saat kematian orang-orang terdekat datang menghampiri, inilah waktu pembuktian terbaik apakah si fulan ini baik atau buruk? Jika keluarga dan kerabat merasa kehilangan dan meneteskan air mata duka yang dalam, maka ini dapat menjadi indikator kebaikan si mayit semasa hidupnya.

Kisah dalam hadis di atas adalah tentang seorang sahabat Nabi Muhammad Saw yang mati sebagai syuhada di medan juang, maka otomatis beliau langsung menjadi ahli surga Allah SWT. Meski demikian keluarganya, dan juga putranya menangis bersedih merasa kehilangan sosok pemimpin dan soko guru ekonomi keluarga.

Rasa bersedih karena berkabung inilah merupakan waktu yang berbahaya dan menjadi sasaran empuk setan untuk datang menggoda manusia. Setan akan membisikkan kepada ahli waris untuk larut dalam kesedihan dan melupakan peribadahan, lupa pula membagi harta warisan serta lupa menunaikan wasiat dari mayit.

Maka petunjuk yang ideal dalam waktu berkabung inilah perlunya nasihat dari para pemuka agama, bacaan do’a dan ayat suci Al-Quran di rumah tempat tinggalnya. Untuk menguatkan iman dan memberikan dukungan serta motivasi kebaikan untuk mengingatkan kepada ahli waris dan keluarganya ttg wasiat yg blm ditunaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan Inayah-Nya kepada kita, keluarga kita, anak keturunan kita dan muslimin semuanya untuk hidup bahagia dan mati dalam menjalankan tuntunan akhlak mulia Rasulullah SAW, Aamiin Yarobbal’aalamiin.

[RAN/Foto: https://www.istockphoto.com/id/vektor/sketsa-anak-anak-anak-laki-laki-duduk-dengan-kepala-di-lututnya-gm1190107660-337232422]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *