Mau Jadi Da’i Perbatasan, Begini Syaratnya

Setidaknya terdapat lima persyaratan.

[JAKARTA, MASJIDUNA] — Bagi Anda yang hendak menjalani dakwah, ada baiknya menjadi da’i di daerah perbtasan. Sebab kabar baiknya, Kementerian Agama (Kemenag) sedang membuka  pendaftaran bagi para pendakwah yang akan ditempatkan di wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dengan Malaysia.

Kegiatan tersebut dinamakan ‘Program Da’i Perbatasan tahun 2022’. Namun untuk mengikuti perekrutan program tersebut, ada syaratnya lho. Mau tahu apa saja syaratnya agar dapat memenuhi berbagai persyaratan, begini penjelasannya.

Analis Kebijakan Madya pada Subdit Dakwah dan HBI, Lubenah mengatakan, syarat minimal peserta yang akan mendaftar adalah hafal Al-Qur’an tiga juz. Peserta terpilih juga harus siap ditempatkan selama Ramadan 1443 H/2022 M.

“Program ini terbuka untuk masyarakat Islam secara umum. Kami juga menyiapkan insentif, tiket pesawat pulang pergi, akomodasi, dan sertifikat bagi para da’i yang terpilih,” ujarnya di Jakarta, Rabu (9/3/22) kemarin. 

Lubenah mengatakan, da’i terpilih bakal ditempatkan pada enam desa di Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalbar. Dua wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Malaysia. 

“Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah bimbingan baca tulis Al-Qur’an, penguatan tauhid, dan kegiatan dakwah selama sebulan. Tujuannya untuk menciptakan ekosistem masyarakat Islam di wilayah terluar agar mampu berdaya dengan kearifan lokal setempat,” imbuhnya.

Pendaftaran Program Da’i Perbatasan ini dibuka dari 7 – 15  Maret 2022. Untuk mendaftar, peserta dapat mengunjungi link pendaftaran di  rebrand.ly/Pendaftaran-Dai-Perbatasan

Berikut persyaratan mendaftar program Da’i Perbatasan:


1. Pria Usia 25-40 Tahun;
2. Hafalan Al Qur’an Minimal 3 Juz;
4. Memahami Literasi Keagamaan (Kitab Kuning atau Kontemporer);
3. Siap Ditempatkan pada Bulan Ramadan;
4. Siap Ditempatkan pada Daerah Pilihan.

Nah, jangan sampai tertinggal lho, masih ada waktu bagi kalian yang hendak menekuni dnia dakwah. Apalagi di daerah perbatasan yang menjadi tantangan tentunya. Selamat mencoba.

[AHR/Kemenag/ilustrasi:NUonline]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *