Tiga Program Pengembangan Ekonomi Syariah di Pesantren Ala BI

[PALEMBANG, MASJIDUNA] — Bank Indonesia (BI) melalui kantor perwakilan Provinsi Sumatera Selatan mendorong pengembangan ekonomi syariah di berbagai pesantren. Yakni dengan membentuk  Forum Santri Penggerak Ekonomi Syariah.

Demikian disampaikan Kepala BI Sumatera Selatan, Yunita Resmi Sari di Pondok Pesantren Aulia Cendikia, Palembang, Selasa (29/10) kemarin.  Menurutnya dengan forum tesebut di berbagai pondok pesantren, diharapkan pemahaman dan implementasi ekonomi syariah kian nyata di kalangan warga pesantren.

“Program pemberdayaan pesantren merupakan suatu perwujudan strategi pemberdayaan ekonomi melalui komunitas yang dilakukan Bank Indonesia. Seperti diketahui, golongan millenial yang saat ini ada di pesantren diharapkan menjadi penggerak ekonomi syariah,” ujarnya sebagaimana dikutip MASJIDUNA dari laman Antara.

Yunita membeberkan, tempatnya bernaung memiliki tiga program pengembangan ekonomi syariah di pesantren. Pertama, pengembangan berbagai unit usaha yang memiliki  potensi  memanfaatkan kerja sama antarpesantren.

Kedua, mendorong terjalinnya kerja sama bisnis antarpesantren melalui penyediaan virtual market produk usaha pesantren, sekaligus business matching.

Ketiga, pengembangan holding pesantren dan penyusunan standarisasi laporan keuangan untuk pesantren dengan nama SANTRI (Standar Akuntansi Pesantren Indonesia) yang dapat digunakan oleh setiap unit usaha pesantren.

Baginya, ketiga program tersebut menjadi wujud dari pilar pertama dari tiga  strategi utama Blueprint Pengembangan Ekonomi Keuangan Syariah Nasional. “Yaitu pemberdayaan ekonomi syariah melalui pengembangan ekosistem rantai nilai halal (halal value chain),” ujarnya.

Dikatakan Yunita, ekosistem ini mengembangkan sektor usaha syariah melalui pemberdayaan pelaku usaha. Kemudian UMKM, serta lembaga pesantren, termasuk pengembangan aspek kelembagaan dan infrastruktur pendukungnya.

“Contohnya pemberdayaan usaha pesantren dan pengembangan sektor usaha potensial seperti makanan, fashion dan pariwisata, serta virtual market,” kata dia.

Potensi besar

Yunita menambahkan, potensi tersebut amatlah besar. Pasalnya Indonesia memiliki lembaga pesantren  yang menjadi keunikan dan keunggulan dibandingkan negara lain dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Setidaknya, program kemandirian pesantren yang ditempuh didasari oleh kekuatan pesantren sebagai basis arus ekonomi Indonesia. Yakni, SDM pesantren yang memiliki jumlah dan ikatan komunitas yang kuat sehingga memiliki potensi sebagai sumber permintaan dan produksi berbagai kegiatan ekonomi.

Pimpinan Pondok Pesantren Aulia Cendikia Palembang, Hendra Zainuddin, mengatakan melalui forum yang telah terbentuk ini akan dilakukan berbagai kegiatan berbasis ekonomi syariah. “Kami akan bersama-sama BI meningkatkan perekonomian pesantren serta yang sekaligus berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional,” pungkasnya.

[KHA/Ant/Foto:

[KHA/Ant/Foto:mondok.co]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *