Kisah Abu Hanifah, Imam Mazhab dan Penjual Kain yang Dermawan

Imam Abu Hanifah (sumber: Tanwir.id)

[JAKARTA, MASJIDUNA]– Imam Hanafi adalah salah satu imam mazhab yang sangat di dunia Islam.

Nama lengkapnya Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Marzuban, yang sering juga disebut Abū Ḥanīfah.

lahir di Kufah, Irak pada 699 M dan meninggal Bagdad pada 14 Juni 767 M.

Baca Juga: Bolehnya Menyalurkan Zakat Fitra ke Anak Yatim, Asal…

Sebagai ulama besar, sosok Imam Hanafi punya banyak keistimewaan, yang sudah dikenal di masanya. Salah satunya sifat dermawan dan suka diskusi dengan para murid-muridnya.

Mengutip buku “Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab” karya KH Moenawar Chalil (Bulan Bintang, 1955), diceritakan pada suatu ketika oleh sahabatnya Imam Sufyan bin Ibrahim, “Aku bersama Abu Hanifah dalam perjalanan menengok orang sakit,” katanya.

Kemudian dari jauh terlihat sosok yang akan melewati jalan yang sama dengan Imam Hanafi. Namun lelaki itu justeru mengambil berbalik arah sambil menutup mukanya.

Baca Juga: Adab Imam Malik Memuliakan Para Tamunya

Imam Hanafi segera memanggil lelaki tersebut, yang ternyata dia kenal. Imam Hanafi bertanya, mengapa tiba-tiba menghindari sambil menutup wajah?

Rupanya lelaki itu malu karena punya utang 10.000 dirham kepada Imam Hanafi dan sudah lama belum dibayar.

Mendengar hal itu, Imam Hanafi kemudian berkata, “Subhanalah, sampai begitu kamu takut kepada, sehingga apabila kamu bertemu aku, kamu menutup wajahmu,” katanya.

Imam Hanafi pun melanjutkan, “Kalau begitu, pinjaman itu aku berikan kepadamu semuanya. Dan tidak perlu malu dan jangan takut lagi bertemu denganku.”

Imam Hanafi memang seorang pedagang kain yang sukses di kotanya. Bahkan sejak masa kanak-kana dia sudah diajak berjualan oleh keluarganya, salah satunya berjualan minyak wangi. Itulah yang menyebabkan Imam Hanafi juga tidak suka dengan orang-orang yang bermalas-malasan dalam mencari rezeki.

(IMF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *