[JAKARTA, MASJIDUNA] – Muhammadiyah memastikan belum membahas mengenai pembangunan kantor Pusat Muhammadiyah di Ibukota Negara baru. Sikap ini berbeda dengan NU yang akhir Januari lalu telah mencanangkan pembangunan kantor PBNU di IKN Nusantara.
Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’thi mengatakan hingga saat ini PP Muhammadiyah belum membahas mengenai pembangunan kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Ibu Kota Negara baru. “Sampai sekarang belum ada pembahasan di PP Muhammadiyah terkait dengan pembangunan kantor PP Muhammadiyah di Ibu Kota Negara,” sebut Mu’thi melalui akun Twitternya @abe_mukti sebagaimana dikutip MASJIDUNA.COM, Rabu (2/2/2022).
Resmi Diakui di Amerika, Muhammadiyah Siap Kolaborasi Berbagai Lembaga
Mu’thi menyebutkan dalam AD/ART Muhammadiyah secara tegas menyebutkan tentang kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah berada di Yogyakarta dan Jakarta. “Perubahan AD melalui muktamar. Perubahan ART melalui mktamar atau tanwir. Muhammadiyah insya allah melaksanakan Tanwir dan Muktamar 48 di Kota Surakarta 18-20 November 2022,” tambah Mu’thi.
Gurubesar Pendidikan Islam UIN Jakarta ini melanjutkan Muhammadiyah bukanlah lembaga negara sehingga tidak memiliki korelasi dengan kedudukan ibu kota negara. Adapun terkait pembangunan kantor PP Muhammadiyah, menurut Mu’thi, perlu dikaji secara seksama.
Calon Ibu Kota Punya Masjid Tua
“Dengan mempertimbangkan urgensi, maslahat. kebutuhan administrasi, kemampuan sumberdaya manusia, ketersediaan dana, situasi sosial-politik, dan berbagai pertimbangan strategis lainya,” urai Mu’thi
Mu’thi menyebutan di Kalimantan Timur, Muhammadiyah memiliki sejumlah lembaga pendidikan dan lembaga sosial yang hingga saat ini terus berkembang dan mendapat kepercayaan dari publik. “Di Kalimantan Timur telah berdiri Universitas Muhammadyah Kalimantan Timur dan Rumah Sakit Aisyiah yang representatif da berkembang dengan baik berkat kepercayaan masyarakat,” tegas Mu’thi.
Sebagaimana maklum, sebelumnya PBNU secara resmi telah mencanangkan pembangunan gedung baru PBNU di IKN Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Ketua Umum PBNU KH Yahya Staquf mengatakan selain membangunk antor PBNU, pihaknya juga merencanakan pembangunan perguruan tinggi, pondok pesantren serta rumah sakit. “PBNU mendahului, mohon izin, untuk ikut menempati Ibu Kota Negara Nusantara,” sebut Gus Yahya.
[RAN/Foto: Internet]