[JAKARTA, MASJIDUNA] – Nahdlatul Ulama (NU) memutuskan bulan Rajab jatuh pada Kamis (3/2/2022). Keputusan tersebut diambil setelah melakukan rukyatul hilal di 22 titik lokasi yang tersebar di 8 provinsi di Indonesia.
Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Keagamaan dan Hubungan Lembaga KH Zulfa Mustofa mengatakan 22 titik lokasi rukyatul hilal yang tersebar di 8 provinsi pada Selasa (1/2/2022) tak satu pun yang melihat bulan lantaran disebabkan cuaca mendung. “Dengan demikian, maka umur bulan jumadil akhiroh digenapkan (istikmal) 30 hari,” ujar Kiai Zulfa di Jakarta, Selasa (1/2/2022) malam.
Kiai Zulfa menyebutkan ketika rukyatul hilal terhalang oleh mendung maka sebagaimana tuntutan Nabi Muhammad SAW dan pendapat empat mazhab, usia bulan digenapkan menjadi 30 hari.
Berikut Rekap final Rukyah hilal awal Rajab 1443 H Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) pada Selasa (1/2/2022) pukul 19:05 WIB:
- Bondowoso, ufuk berawan, hilal tak terlihat (pelapor ust Suharyono)
- Condrodipo Gresik, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor kyai Muhyidin)
- Semarang, ufuk hujan, hilal tak terlihat (pelapor kyai Hendro Setyanto – KH Izzudin)
- Sampang Madura, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor ust Ahmad Suudi)
- Makassar, ufuk cerah berawan tipis, hilal tidak terlihat (pelapor ust Rajamuda Lologau)
- Mataram, ufuk berawan tebal, hilal tidak terlihat (pelapor ust. Awaluddin – Dr. Arino Bemi Sado)
- Pancur Banyuwangi, ufuk berawan, hilal tak terlihat (pelapor ust. Ghufron Musthofa)
- Lamongan, ufuk berawan tebal, hilal tak terlihat (pelapor ust. M. Khoirul Anam)
- Kudus, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor ust. Azhar Latif)
- Madiun, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor ust. Ali F Mustofa)
- Jakarta Barat, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor KH Abdul Kholik)
- Serang Blitar, ufuk berawan, hilal tak terlihat (pelapor ust Ahmad Muhammad)
- Bekasi, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor ust Akhirul Sholeh)
- Ponorogo, hujan, hilal tak terlihat (pelapor Dr. Ahmad Junaidi)
- Majalengka, hujan, hilal tak terlihat (pelapor ust Aaq)
- Yogyakarta, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor kyai Mutoha)
- Batang, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor ust Abdul Kafi)
- Cirebon, hujan, hilal tak terlihat (pelapor ust Samsuddin)
- Jember, mendung, hilal tak terlihat (pelapor KH Khotib Asmuni)
- Pelabuhan Ratu, ufuk berawan tebal, hilal tak terlihat (pelapor kyai Ismail Fahmi – KH Yahya)
- Sumenep, ufuk mendung, hilal tak terlihat (pelapor ust Ahmad Mulyadi)
- Aceh, ufuk berawan, hilal tidak terlihat (pelapor ust Alfirdaus Putra)
[RAN/Foto: Internet]