Kematian yang Dianggap Angin Lalu

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Salah satu peristiwa yang sudah pasti bakal menimpa pada mahluk hidup adalah kematian. Tak ada makhluk di dunia ini yang abadi, semua akan menemui kematian atau kepunahan.

Meski demikian, tetap saja manusia akan bertanya-tanya dan heran atas kematian, terutama kematian yang datangnya secara tiba-tiba. Apalagi bila yang menemui ajal itu orang yang masih muda, sehat, dan rajin berolahraga. Seperti yang baru-baru ini menimpa artis Ashraf Sinclair, isteri dari artis Bunga Citra Lestari (BCL). Ashraf meninggal secara mendadak, diduga terkena serangan jantung. Kasus yang menimpa Ashraf bukanlah yang pertama dan satu-satunya, tapi sering terjadi.

Dalam tuntunan agama Islam, kematian bukanlah peristiwa yang harus ditakuti. Bahkan dalam salah satu ayat (QS Al-Baqarah) disebutkan bahwa kematian adalah pintu menuju keabadian. “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan?”

Pada bagian lain, kematian juga disebut sebagai “yakin”, yaitu dalam surat Al-Hijr ayat 99: ‘Sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu al-yaqin.”

Kematian disebut “al-yaqin” karena dia adalah sesuatu yang pasti dan tidak ada keraguan sedikit pun. Meski pun datangnya pasti, namun waktunya yang tidak dipastikan oleh siapapun. Tak ada yang bisa memberi kepastian pada datangnya kematian. Banyak ditemui orang yang sudah terbaring lemah dan sakit keras, namun masih diberi umur panjang. Sebaliknya, ada yang terlihat sehat dan muda justeru dipanggil Allah lebih dulu.

Karena itulah, Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, ” aku tidak pernah melihat sesuatu yang batil (yang akan punah) tetapi dianggap hak (pasti dan akan langgeng) sebagaimana halnya kehidupan di dunia, dan tidak pernah pula melihat sesuatu yang hak (pasti) tapi diduga batil (lenyap tanpa wujud) seperti halnya maut.”

Pernyataan Sayidina Ali itu seperti peringatan kepada manusia yang menganggap bahwa dunia dan kehidupan seolah akan langgeng. Sementara kematian dianggap sebagai angin lalu dan tidak perlu disikapi dengan sungguh-sungguh.

(IMF/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *