Nasihat Perkawinan Sang Perdana Menteri

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Mohammad Natsir telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada 2008 silam. Lelaki kelahiran Solok, Sumatera Barat ini, adalah perdana menteri kelima di era Orde Lama. Kiprahnya terbentang luas mulai dari politik (pendiri Masyumi) hingga agama (menulis 45 buku agama Islam).

Di masa sepuhnya, setelah tidak lagi banyak berkecimpung di bidang politik, Natsir mencurahkan hidupnya dalam bidang dakwah. Dia sering diundang di berbagai acara keagamaan termasuk diminta menjadi saksi pernikahan dan mengisi khutbah nikah.

Pada sebuah acara pernihakan tahun 1981, khutbah Natsir dibukukan dengan judul: Resep Keluarga Bahagia.

Menurut Natsir, banyak keluarga yang hancur berantakan karena menjauhi karunia ilahi. Beberapa sebab kehancuran itu adalah:

Pertama, bila pimpinan dan anggota rumah tangga itu terbawa hanyut hingga kehilangan pegangan hidup. Seperti tercantum dalam Quran Surat Al-Hasyr ayat 19: “Mereka lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa diri..”

Kedua, bila kesibukan sehari-hari yang semata-mata ditujukan kepada mengejar kesenangan lahiriah, akan menyebabkan kian kian longgar hubungan batin antara ibu, ayah dan anak-anak. “Masing-masing asyik mencari yang dituju oleh selera masing-masing. Ibu dan bapak kehilangan wibawa terhadap anak-anaknya, sang anak kehilangan adab sopan santun terhadap orang tuanya..”kata Natsir.

Ketiga, sekalipun pintu rezeki terbuka baginya dengan lebar dan luas, tapi mereka tetap merasa kekurangan. Ibarat orang minum air laut semakin diminum, semakin haus dan dahaga. Harta mengalir melalui tangan mereka. Datangnya dari mana saja dengan cara bagaimana saja.Perginyapun bertebaran tak tentu ke mana habisnya.

Keempat, bila semua telah memuncak, maka mereka dihinggapi oleh “riya” dan “takabbur”, merasa tak ada yang sebesar dan sepintar mereka. Bila salah, berpantangan rujuk. Keliru langkah, berpantang surut. “Begitu yang seringkali tampak di sekeliling kita. Itulah rumah tangga yang sunyi dari berkah ilahi..” demikian kata Natsir yang wafat pada usia 84 tahun pada 1993 silam.

(IMF/ foto:republika)

/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *