[JAKARTA, MASJIDUNA] — Peringatan hari santri 2019 yang diperingati dengan menggelar upacara oleh Kementerian Agama mulai pusat hingga daerah ada yang unik. Ya, tidak seperti biasanya. Peserta upacara kali ini mengenakan sarung. Mulai dari inspektur upacara hingga peserta upacara. Bersarung lengkap dengan baju putih dan kopiah hitam, upacara digelar secara hidmat.
Seperti Kemenag pusat di Jakarta misalnya, ASN secara teratur berbaris di lapangan. Mulai pejabat eselon I dan II mengikuti upacara. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin berdiri di depan bertindak sebagai inspektur upacara.
Tampak Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, Dirjen Bimas Buddha Caliadi, beserta jajarannya pun mengenakan sarungan. Upacara Hari Santri sarat nuansa harmoni keragaman. Hal tersebut senada dengan pesan Kamaruddin tentang pesanren sebagai laboratorium perdamaian.
“Pesantren laboratorium perdamaian, tempat menyemai ajaran Islam rahmatan lil alamin,” ujarnya di Jakarta, Selasa (22/10) sebagaimana dikutip MASJIDUNA dari laman Kemenag.
Kamaruddin menilai, santri terbiasa dengan keterbukaan kajian dari berbagai kitab, bahkan lintas madzhab. Santri dididik belajar menerima perbedaan dari sumber hukum otentik. Santri terbiasa dengan moderasi dalam beragama.
“Moderasi penting bagi masyarakat plural sehingga keberagamaan dapat disikapi bijak serta toleransi dan keadilan terwujud,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, hari Santri ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo dengan Keppres No 22 tahun 2015. Sejak itu, 22 Oktober diperingati sebagai hari santri.
[AHR/Kemenag]