[JAKARTA, MASJIDUNA]—Kurikulum mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang berlaku di sejumlah madrasah, akan direvisi oleh
Kementerian Agama (Kemenag).
Perubahan kurikulum ini ditengarai untuk memperkaya khasanah pengetahuan Islam, wabilkhusus sejarah Islam yang dipelajari di madrasah akan lebih menonjolkan pada tonggak sejarah pembangunan peradaban Islam.
Penegasan ini disampaikan Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah A Umar di Jakarta, Senin (16/09). Penjelasan ini sekaligus mengklarifikasi pemberitaan bahwa Kemenag akan menghapus materi perang dalam kurikulum SKI.
“Perang adalah bagian dari fakta sejarah umat Islam. Tidak benar kalau itu akan dihapus. Review lebih untuk menonjolkan bagaimana setiap fakta sejarah itu menjadi tonggak pembangunan peradaban,” jelas A Umar.
Menurutnya, dalam mereview kurikulum, Kemenag meletakkan pembelajaran SKI di madrasah dari dua sudut. Pertama, dari sudut pandang pendidikan bahwa pembelajaran sejarah Islam perlu membentuk nilai karakter, membekali muatan kognitif, dan menggerakan psikomotorik siswa sebagaimana tujuan pendidikan nasional dan pembentukan karakter muslim yang rahmatan lil alamin.
Kedua, dari sudut fakta sejarah dengan membekali berbagai fakta sejarah yang ada secara lengkap dalam rangka penguatan misi pendidikan sebagaimana pada sudut pandang pertama.
Dengan orientasi itu, lanjut Umar, maka di dalam kurikulum yang baru, sebenarnya yang diperbaiki atau diubah adalah penonjolan sudut pandang saja dalam mengurai sejarah kebudayaan Islam.
Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa Kementerian Agama akan mereview narasi tentang perang yang termaktub dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Namun, setelah menimbulkan pro dan kontra, pihak Kemenag meralatnya. (IMF, foto Kemenag)