[BANTUL, MASJIDUNA] — Merancang sebuah masjid moder satu jenis menjadi hal biasa. Menjadi tak biasa ketika merancang masjid modern dengan banyak model. Itu pula yang berhasil dipecahkan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FT UMY) hingga masuk rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Soalnya, FT-UMY berhasil merancang masjid modern dengan 48 desai gambar serta 591 essai. Hasil karya dari 680 mahasiswa FT-UMY yang menjadi peserta kegiatan masa ta’aruf sejak 26-28 Agustus kemarin. Kepastian itu tercatat melalui piagam MURI dengan nomor 9142/R.MURI/VIII/2019 dan ditetapkan pada Rabu (28/8) kemarin.
Manager MURI Office Semarang, Sri Widiyati mengatakan. Rekor tersebut kali pertama digelar. Dia menilai kegiatan perancangan masjid dalam bentuk gambar dan essai selama ini belum pernah tercatat dalam rekor MURI. “Jadi ini pertama kalinya dengan peserta terbanyak,” ujarnya sebagaimana dilansir dari lama Muhammadiyah.
Wakil Rektor UMY Bidang Akademik Sukamta menambahkan, penghargaan MURI merupakan rekor kesepuluh yang diperoleh UMY. Rekor-rekor tersebut, kata Sukamta, bukan sebatas mencari pengakuan belaka. Melainkan membuktikan kepada publik bahwa siapapun dapat berkarya dengan hasil luar biasa, termasuk mahasiswa UMY.
“Kita ingin mengajak anda begitu masuk ke Fakultas Teknik di hari pertama, sudah menciptakan sesuatu yang baru,” ujarnya.
Lebih lanjut Sukamta mengatakan, alasan pemilihan perancangan masjid, karena tempat ibadah umat muslim merupakan pondasi peradaban Islam. Untuk itu, UMY memiliki tujuan menjadi perguruan tinggi yang maju mulai dari masjid.
Baginya, tujuan pelaksana acara tersebut menjadi bentuk inovasi agar masjid memiliki infrastruktur moder, serta memudah masyarakat dan jamaah dalam beribadah di masjid. Termasuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan keislamannya.
“Infrastruktur modern yang diterapkan di masjid diharapkan dapat melayani masyarakat dan jamaah masjid untuk selalu meningkatkan kompetensi serta kapasitasnya. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluarga muslim di seluruh Indonesia maupun dunia,” pungkasnya. [AHR]