[JAMBI, MASJIDUNA] —- Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi Hadri Hasan berpandangan, Universitas, perguruan tinggi atau kampus tak melulu sebagai kegiatan belajar mengajar. Namun kampus justru dapat menjadi pusat moderasi agama.
“Kepada seluruh mahasiswa baru agar menjadikan kampus UIN Jambi tidak hanya tempat belajar secara formal, tetapi menjadi pusat moderasi beragama,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Kamis (15/8) kemarin.
Menurutnya semua warga kampus mesti waspada dalam menghadapi kelompok intoleran yang menyusup ke dalam lembaga pendidikan. Pandangan Hasan sebagai upaya mewanti-wanti agar para calon mahasiswa dan para mahasiswa tidak terpapar kegiatan radikal.
Kasubdit Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori menambahkan, mahasiswa diminta tak sekedar menjadi intelektual di menara gading. Nmaun mesti memahami secara benar berbagai permasalahan di akar rumput.
Karena itu, mahasiswa perlu membekali diri dengan seperangkat ilmu pengetahuan, pisau bedah analisis dan juga menjadi aktivis mahasiswa. Dia bepandangan, menjadi aktivis bagi mahasiswa bakal membentuk leadership. Kemudian, luas pandang dan belajar bagaimana berpikir kritis.
Mantan Ketua Senat Mahasiswa UIN Walisongo itu berharap mahasiswa baru agar dapat mendayagunakan potensi diri dan bekerjasama serta berkolaborasi dengan siapapun. “Saat ini eranya kolaborasi, bukan eranya bekerja dan sukses sendiri-sendiri tetap kesuksesan adalah jika kita mampu berkolaborasi antar berbagai kekuatan,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fadilah Husain berharap PBAK Tahun Akademik 2019/2020 menjadi pengalaman penting yang bermakna bagi mahasiswa baru. Tak saja persoalan akademik tetapi juga persoalan kemahasiswaan yang dibutuhkan nantinya.
“Pendekatan yang kami gunakan edukatif, rekreatif dan menghibur dan anti kekerasan,” pungkasnya. [KHA]