Muhammadiyah Gaungkan “Solidarity Buying”

[JAKARTA, MASJIDUNA]— Pandemi Covid-19 tak bisa diprediksi. Dampaknya, selain berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat juga ketahanan ekonomi masyarakat hingga ke akar rumput.

Mengantisipasi efek domino pandemi Covid-19, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui MCCC (Muhammadiyah Covid Command Center) mulai menggarap berbagai program jangka pendek dan jangka panjang jaring pengaman sosial, termasuk program penyangga di bidang sosial dan ekonomi.

Dalam program jangka pendek, program satu juta sembako dan santunan tunai diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun 2020. Demi terus membangkitkan usaha kecil, sembako tersebut merupakan hasil pembelian Lazismu dari hasil usaha mikro menengah milik warga.

MCCC menggelorakan semangat “solidarity buying” yang mendorong warga untuk memprioritaskan pembelian berbagai hasil usaha berbasis rumahan atau usaha mikro dan menengah yang dikelola oleh sesama warga, teman dan saudara sekitar.

“Ini perlu langkah-langkah yang lebih besar lagi ke depan supaya kita ada ketahanan pangan yang lebih lama,” ungkap Ketua MCCC Agus Samsudin, Rabu (6/5) sembari memaparkan bahwa 223.705 paket sembako senilai 18 Miliar telah ditunaikan di seluruh Indonesia.

Pada program jangka panjang, MCCC melakukan pemberdayaan dan jejaring pendampingan ekonomi baik antara pemerintah-pelaku usaha hingga dengan lembaga filantropi dan kemanusiaan lainnya.

Pemberdayaan tersebut berupa pendampingan usaha, penyiapan modal hingga distribusi hasil produksi termasuk di dalamnya fasilitas akses ke pasar.

Program penyediaan dan pendampingan usaha bisa diakses oleh warga di tingkat ranting Muhammadiyah, jamaah di masjid-mushola milik Muhammadiyah, pekerja di Amal Usaha Muhammadiyah yang berpenghasilan minim, Panti Asuhan (yatim dan lansia), hingga komunitas masyarakat.

Karena itu, MCCC sebagai kepanjangan dari PP Muhammadiyah meminta agar pimpinan Muhammadiyah di tingkat ranting segera membentuk dan merapikan organisasi MCCC di tingkatnya masing-masing untuk memastikan berjalannya percepatan program-program tersebut, termasuk pendataan usaha warga untuk solidarity buying, pendataan alamat prioritas penerima manfaat, hingga warga yang ingin mengajukan pendampingan usaha.

Muhammadiyah melakukan program antisipasi karena belum jelas berapa lama harus bertahan dengan situasi yang sekarang. “Karena itu ketahanan pangan menjadi kunci yang harus kita terjemahkan melalui program-program MCCC,” tutup Agus Samsudin.

(IMF/foto:Muhammadiyah.co.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *