Mimpi Nabi Yusuf Tetap Relevan Sampai Saat Ini

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Salah satu surat dalam Al-quran yang cukup banyak dikutip dan diulas oleh para ekonom adalah kisah Nabi Yusuf. Nabi yang juga pernah menjadi menteri dan raja ini, adalah seorang yang visioner, mampu melihat kondisi masyarakat dan negaranya jauh ke depan.

Dalam buku “Rangakain Cerita dalam Al-quran” karya Bey Arifin, terbitan Al-Maarif Bandung, dikisahkan bahwa Nabi Yusuf berhasil keluar dari penjara setelah tukang kebun kerajaan meminta takwil mimpi. Mimpi dari sang raja yang melihat tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus dan tujuh tangkai gandum yang subur dan tujuh tangkai yang kurus kering.

Nabi Yusuf memberikan takwilnya, “Negara kita menghadapi tujuh tahun yang penuh dengan segala kemakmuran dan keamanan, berkembang biaknya segala ternak, tumbu suburnya semua tanaman, semua orang akan merasa senang dan bahagia. Tetapi sehabis masa tujuh tahun itu, akan menyusul pula tujuh tahun masa yang penuh dengan kesengsaraan dan kesusahan hidup, ternak tidak berkembang biak, tanaman tidak berbuah, udara panas dan kering, air kurang dan manusia menderita kelaparan hebat..” kata Yusuf.

Rupanya takwil mimpi Nabi Yusuf inilah yang dijadikan pegangan oleh raja. Sehingga, Nabi Yusuf pun diangkat jadi menteri. “Berdasarkan apa yang aku ketahui tentang dirimu, budi pekertimu, pandangan dan pengetahuanmu, maka mulai hari ini engkau aku angkat menjadi amienku.” Artinya, Yusuf diangkat menjadi menteri dalam urusan ekonomi dan kemakmuran.

Selama menjabat sebagai menteri urusan ekonomi dan kemakmuran itulah, Yusuf bekerja keras mengendalikan keuangan, pertanian, peternakan. Bahkan dia juga disebut meminta rakyatnya untuk tidak mengambil hasil pertanian dan ternak selain yang perlu saja. Hingga setelah tujuh tahun yang penuh kemakmuran, maka tibalah tujuh tahun yang penuh dengan kesengsaraan seperti yang dia ramalkan.

Namun, karena Nabi Yusuf sudah mengantisipasi, maka krisis ekonomi yang melanda dunia kala itu tidak menempa Mesir. Sementara negara-negara lain benar-benar kepayahan. Pada masa inilah banyak negara tetangga yang meminta bantuan kepada Yusuf. Dan dalam kondisi seperti ini pulalah, Nabi Yusuf dipertemukan dengan saudara-saudaranya yang pernah membuangnya. Dan juga bertemu dengan ayahnya, setelah 25 tahun mereka berpisah.

Kisah Nabi Yusuf berisi pesan moral pentingnya menjaga kestabilan ekonomi sebelum tiba masa kehancuran.

(IMF/foto: sindonews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *