Buku “Mengenang Sang Guru Politik Prof. Dr. Bachtiar Effendy” Diluncurkan

[JAKARTA, MASJIDUNA] – Prof. Dr. Bachtiar Effendy telah wafat pada 21 November 2019 lalu. Kini, para sahabatnya menulis testimoni mengenai sosok guru besar Politik Islam ini dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui buku.

Buku “Mengenang Sang Guru Politik Prof. Dr. Bachtiar Effendy” merupakan kumpulan testimoni para murid dan sahabat salat satu tokoh Muhammadiyah ini Buku ini diluncurkan di Auditorium Ahmad Dahlan Kantor PP Muhammadiyah, Senin (10/2/2020).

Dalam kesempatan tersebut sejumlah tokoh hadir seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Gubernur DKI Jakarat Anies Baswedan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsudin, Wakil Ketua MUI KH Mahyudin Junaidi, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, anggota DPR dari Fraksi PDIP Djarot Syaiful Hidayat dan lain-lain.

Dalam kesempatan tersebut Din Syamsudin yang tak lain sahabat Bachtiar Effendy mengenang persahbatan keduanya yang telah terajut sejak kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Saya pribadi sangat mengenal beliau dan beliau sangat mengenal saya, persahabatan kami sejak saya sudah jadi dosen muda IAIN dan belum menyerahkan jabatan sebagai Senat Mahasiswa Fakultas Usuhuludin IAIN Jakarta,” ucap Din Syamsudin saat memberi testimoni.

Din menyebut Bahctiar merupakan aktivis Muhammadiyah-NU alias MUNU. Kendati Bachtiar merupakan aktivis Muhammadiyah, ayah Bachtiar, kata Din, merupakan tokoh NU di daerah. Tak tanggung-tanggung, ayah Bachtiar disebut pernah menjabat sebagai Syuriyah NU.

“Saya simpulkan, beliau itu anggota Muhammadiyah dari jalur MUNU (Muhammadiyah NU), tetapi dia itu sangat fanatik ke Muhamamdiyah. Saya juga dari jalur MUNU juga tapi tidak fanatik, tapi wawasannya perekat,” ucap Din.

Din menegaskan sosok Bachtiar merupakan sosol ilmuwan yang memiliki banyak ide. Dia menyebutkan sejumlah ide sering muncul dari ide Bachtiar Effendy. Ia menyebut, ide pendirian Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) dilatarbelakangi dari ide Bachtair Effendy. “Begitu juga ide pendirian Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) juga dari ide Bachtiar,” sebut Din.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Umum PP Muhammaiyah Abdul Mu’thi juga mengenang tiga kontribusi besar Bahctiar Effendy bagi Muhammadiyah. Ia menyebutkan gagasan “Darul ‘Ahdi Wa Syahadah” oleh Bachtiar, buku merah “Islam Berkemajuan” serta Muhammadiyah Aid. “Salah satu yang beliau concern yakni aliansi Indonesia-Myanmar,” sebut Mu’thi.

[RAN/Foto: Tangkapan Layar Youtube TV Muhammadiyah & Twitter @edykus]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *